Selasa, 09 Maret 2010

Produksi Musik XXII Sanggar Nuun


“Kidung Matahari”
The Sound of Harmony


Belakangan ini, pertanyaan kapan berakhirnya waktu sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat dunia, entah berdasarkan ramalan Suku Maya atau karena booming film 2012 produksi Hollywood yang meraup jutaan dollar dan jutaan kontroversi. Tetapi itu jualah yang membawa kami untuk sedikit memberikan jawaban bagi kami sendiri dengan mengisahkan waktu. Waktu dapat menjadi kisah, karena waktu juga dialami manusia secara nyata, dirasakan dan dimaknai adanya. Hubungan antara waktu dan keberadaan matahari yang ternyata tidak dapat dipisahkan, membawa kami kepada konsep hari, yakni konsep waktu secara sederhana yang didasarkan pada rotasi bumi itu sendiri. Bumi pun berputar menurut garis edarnya mengelilingi matahari membawa cerita dan kisah bagi manusia.

Kidung Matahari bercerita tentang hari yang didasarkan pada kehadiran matahari, yakni hari yang dimulai dari terbitnya fajar hingga berakhirnya malam. Disini Kidung Matahari juga berarti suatu perjalanan yang mencari nuansa musikal dan harmoni di setiap bagiannya, mulai dari semburat fajar, semangat pagi, panas tengah hari, senjakala, hingga hening dan gulita malam. Perjalanan pun ternyata harus berakhir dan Kidung Matahari menutupnya dengan sebuah kesaksian akan adanya akhir hari, melalui sebuah realitas, bahwa matahari ternyata tidak terbit dari timur, namun bumilah yang berotasi dan menjadikan siang dan malam!.

`Kidung Matahari The Sound of Harmony` adalah Produksi Musik XVII Sanggar Nuun Jogjakarta yang berangkat pengalaman sehari-hari tentang waktu kemudian ditulis menjadi naskah oleh Mustain Ahmad dan kemudian diadaptasi dalam bentuk musik oleh M Nur Arifin bersama Sanggar Nuun. Produksi musik ini oleh Sanggar Nuun akan dikemas dengan medium musik kreatif akulturatif yang memadupadankan antara musik etnik dan musik kontemporer, baik dari segi alat, aliran, genre dan idealis musik.

Pementasan `Kidung Matahari The Sound of Harmony` akan dilaksanakan di dua kota yakni Bandung pada tanggal 27 April 2010 bertempat di Saung Angklung Udjo, dan Jogjakarta pada tanggal 10 Mei 2010 di Gedung Teater Lembaga Indonesia Perancis (LIP). Pementasan ini juga akan di sajikan secara kolaborasi dengan 8 komposisi musik, 6 musikalisasi dan pembacaan puisi, 3 lagu, paduan suara oleh Gita Savana dan 2 tembang jawa serta performance art. Sehingga pada akhirnya “Kidung Matahari The Sound of Harmony” ini bukan dimaksudkan sebagai hiburan belaka, tetapi juga diharapkan dapat menjadi sarana untuk mendekatkan kembali masyarakat pada akar kebudayaan tradisi.

Klik Juga TIKET BOX

1 komentar:

Anonim mengatakan...

met malam tim nuun, terima kasih atas sajian seninya di saung udjo barusan, karya yang kontemporer, lucu, dan sangat saya apresiasi untuk kerja tim yang cukup baik karena tak mudah menyatukan langkah dan rasa hingga menjadi irama serta gestur yang utuh dan kompak, terus dikembangkan ya dan semoga ke depan bisa lebih serius memublikasikan agar masyarakat luas bisa turut menikmati karya2 sanggar nuun.

secara pribadi, salam buat kibordis, sempat terkecoh ternyata sang kibordis wanita ya? saya juga memperhatikan tiap orang perorang pada pertunjukan tadi, dan saya sangat mengapresiasi masing-masing perannya, baik yang di depan maupun belakang layar.

salam,
sna, bdg

 
This blog powered by Blogger. Template designed by Go Blog Template