Kamis, 07 Oktober 2010

Pustaka Naskah

Berikut naskah drama yang pernah dipentaskan Sanggar Nuun pada studi pentas:

Minggu, 01 Agustus 2010

Pesantren Sastra III

Salam Budaya,
Informasi Lanjutan Pesantren Sastra III "Mengeja Kata Mencipta Makna"
Sanggar Nuun Jogjakarta


Term of Reference
Sesungguhnya menciptakan suatu karya sastra merupakan wilayah yang sangat pribadi dan merdeka bagi penulis. Bahkan ada yang mengatakan tidak dapat dipaksakan atas niatan orang lain. Namun bukan mustahil apabila niatan itu dibiarkan tidak hadir dalam diri seseorang, bisa jadi tidak akan bermunculan lagi karya-karya sastra yang fenomenal
Membangun Atmosfer kreativitas
Atmosfer kreativitas tak selalu identik dengan suasana kemanjaan dan kemerdekaan berkreasi. Situasi yang serba tertindas dan tertekan bisa juga dimaknai sebagai sebuah atmosfer kreativitas yang bisa mendorong seseorang untuk terus berkarya sebagai upaya untuk mendapatkan legitimasi kepenulisan di tengah deraan nasib yang menelikungnya.
Dalam konteks demikian, betapa perlunya menciptakan atmosfer kreativitas sebagai media untuk membangun ruang-ruang berkreasi, khususnya bagi calon-calon penulis. Mereka butuh banyak asupan kreativitas dari orang-orang sekelilingnya untuk memacu semangat nya dalam mengasah potensi yang ada dalam dirinya. Sebagai sosok yang merdeka dan otonom, sang penulis tetap memiliki kekuatan personal untuk terus tumbuh dan berkembang sesuai dengan karakter dan kekhasan dirinya.
Proses Kreatif Penciptaan Karya Sastra
Karya sastra tak lahir begitu saja dari seorang penulis, tetapi melalui sebuah proses kreatif. Bagaimana ia bermain dengan angan-angan akan keinginannya menciptakan suatu karya sastra. Penciptaan itu dapat berangkat melalui berbagai macam proses, salah satunya melalui observasi dan pengamatan yang menyertakan kepekaan rasa dalam membaca fenomena, sehingga menemukan momentum penciptaan.
Proses kreatif tersebut berlanjut pada penekanan dalam landasan dasar, imajinasi, sublimasi, penghayatan, pencarian bentuk, kreativitas dan sejatinya kejujuran karya sastra hasil ciptaan penulis. Guna melengkapi dan menyeimbangkan proses kreatif tersebut, diperlukan banyaknya wacana keilmuan dan pengetahuan yang luas dari berbagai macam bidang
Proses kreatif yang instant itu tak jarang membuat kebanyakan orang tidak ingin ambil pusing dalam penciptaan karya sastra. Sehingga mereka lebih mengedepankan form dari pada nilai dan isnya. Bisa saja hal itu bertujuan, bagaimana karya sastra hasil ciptaannya dapat laku keras dan diminati pasar industri, dan Itu tidak lebih dari karya sastra yang tidak dapat dipertanggung jawabkan ditengah publik. Sangat berbeda dengan proses kreatif yang melalui pelbagai observasi dan kepekaan rasa yang tinggi, mereka lebih mengedepankan nilai dan isi tanpa mengesampingkan bentuk. Kepekaan rasa yang akan menemukan bentuknya sendiri, atau dapat juga dikatakan suatu bentuk mempunyai ruh bernama kepekaan rasa.
Atmosfer kreatifitas yang berlanjut ke dalam proses kreatif penciptaan karya sastra yang jujur, inilah yang coba diangkat oleh Sanggar Nuun Jogjakarta melalui Pesantren Sastra III bertemakan "Mengeja Kata Mencipta Makna"

Waktu dan Tempat
Rabu-Jum`at, 18-20 Agustus 2010 / 8-10 Ramdhan 1431 H, bertempat di Lingkungan Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga.
catatan : untuk detail tempat per acara masih dalam tahap observasi.

Bentuk Kegiatan
A.Pra Event
1.Kajian rutin Afternuun, 27 Juli-14 Agustus 2010.
Dalam tiga minggu kedepan, Kajian rutin Afternuun yang
biasanya hanya diadakan setiap selasa malam rabu, akan
lebih digalakkan intensitasnya. Mengingat forum diskusi ini akan
di fokuskan sebagai panel diskusi dari salah satu acara
pokok pesantren sastra III, yakni, Presentasi dan Apresiasi
Karya Sastra. Kajian Rutin ini bersifat terbuka kepada
siapapun yang hendak mengikutinya.
Tema yang diangkat tak lepas dari landasan dan konsep
kegiatan pesantren sastra III, yaitu mengenai proses penciptaan
karya sastra. Kajian rutin Afternuun kali ini akan dibagi menjadi
tiga tahap, yaitu : Kepenulisan dasar, Proses kreatif
penciptaan karya sastra dan Wacana dan apresiasi karya sastra.
Rentang waktu pelaksanaan di luar forum diskusi akan lebih
bersifat ke pribadi dari masing-masing peserta. Perserta
dituntun untuk lebih agresif dan serius dalam menciptakan karya
sastra.

Silabus
Tahap I
Tema Pokok : Kepenulisan Dasar
Rentang Waktu pelaksanaan : 27-31 Juli 2010
Tempat : Kontrakan Sanggar Nuun,Perum POLRI Blok.C5,
No.155, Gowok, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Jogjakarta.
Sub tema :
Kepenulisan Dasar Karya Sastra / 27 Juli 2010, 19.30 WIB
Aliran dan Genre / 30 Juli 2010, 19.30 WIB

Tahap II
Tema Pokok : Proses Kreatif Penciptaan Karya Sastra,
Rentang Waktu Pelaksanaan : 1-10 Agustus 2010
Tempat : Kontrakan Sanggar Nuun,Perum POLRI Blok.C5,
No.155, Gowok, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Jogjakarta.
Sub Tema :
Motivasi Penulisan / 2 Agst 2010, 19.30 WIB
Observasi dan Pengamatan / 3-4 Agst 2010,
19.30 WIB
Pengembangan Ide / 5 Agst 2010, 19.30 WIB
Kreatifitas dan Pencarian Bentuk / 7 Agst 2010,
19.30 WIB
Sublimasi dan Penghayatan / 9 Agst 2010, 19.30 WIB

Tahap III
Tema Pokok : Wacana dan Apresiasi Karya Sastra,
Rentang Waktu Pelaksanaan : 11-15 Agsutus 2010
Tempat : Kontrakan Sanggar Nuun,Perum POLRI Blok.C5,
No.155, Gowok, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Jogjakarta.
Sub tema :
Sastra, Dulu dan Sekarang / 11 Agst 2010, 19.30 WIB
Kajian dan Kritik Sastra / 14 Agst 2010, 19.30 WIB

Catatan : Untuk pembicara masih dalam tahap konfirmasi

2.Exhibition: Ruang Baca Sastra
Beberapa karya sastra, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan
prosa akan dihadirkan dalam sebuah perpustakaan kecil.
Tujuannya tak lain adalah agar setiap orang yang mempunyai
minat pada sastra diharapkan memiliki minat baca yang tinggi
sehingga memiliki wawasan yang luas.

B.Event
1.Hari pertama
1.1 Jam 14.20 - 15.00 WIB, Parade Puisi dan Opening Ceremoni
Sebagai penghantar menuju opening ceremonial; Parade
Puisi, yakni, pembacaan puisi yang dilakukan oleh beberapa
orang secara estafet dari gerbang kampus barat hingga
menuju ke stage event opening ceremonial melalui jalur yang
telah ditentukan. Puisi yang dibawakan merupakan
karya-karya penyair ternama Indonesia yang mewakili
zamannya

1.2 Jam 15.00 - 18.00 WIB, Diskusi Sastra
Diskusi Sastra kali ini akan di bagi menjadi dua sesi. Sesi
pertama yakni pemaparan dan indentifikasi permasalahan
yang bersifat Kajian. Sesi kedua yakni tanya jawab dan solusi
permasalahan. Diskusi sastra ini akan dibawakan lebih
santai dan bersifat terbuka, sehingga terlepas dari kesan
kegiatan akademik ataupun seminar. Bertindak sebagai
pembicara, akan di isi oleh pemerhati sastra yang intens
mengikuti perkembangan. Kemudian kritikus sastra yang
menyoroti tajam tema yang diangkat dan permasalahannya
dan pelaku sastra, yakni, sastrawan yang tak henti
berkreatifitas.
Terdapat tiga tema besar yang akan diangkat dalam diskusi
kali ini, dan nantinya hanya ada satu yang dikemas dalam
diskusi sastra yakni: Sastra Timur Tengah, Sastra, Islam dan
Budaya Pop dan Suluk; Sastra Islam Yang Perlahan
Terlupakan

Catatan : Untuk pembicara masih dalam tahap konfirmasi

2.Hari Kedua
2.1 Jam 15.00 - 18.00 WIB sesi I, 19.10 - 19.10 WIB Sesi II,
Presentasi Karya Sastra
Perbincangan mengenai karya sastra yang dibuat seseorang
akan dituangkan kedalam presentasi dan apresiasi karya
sastra. sebagai salah satu totalitas dan ungkapan berekspresi
atas karya-karya serta memotivasi sang penulis untuk lebih
produktif dalam menciptakan suatu karya sastra yang mampu
ia pertanggung jawabankan.
Karya sastra yang akan dipresantasikan bersifat bebas,dan
tidak harus dalam bentuk berbentuk teks. dapat berbentuk
adaptasi ke dalam disiplin seni yang lain, seperti: Musik, Seni
Rupa, Teater, Media Rekam dan sebagainya. Yang
kemudian akan di apresiasi lewat kajian sastra oleh banyak
orang dari berbagai latar belakang. Keesokan harinya,
peserta juga diwajibkan untuk mengadaptasi karya sastra
yang ia ciptakan, dari bentuk awal ke dalam bentuk baru.
Setiap calon peserta yang hendak mengikuti acara ini wajib
memiliki suatu karya sastra hasil ciptaanya sendiri
beserta tulisan tentang proses keratif penciptaan dan analisis
karya tersebut.

Catatan : Untuk pembicara masih dalam tahap konfirmasi

2.2 Jam 18.40 - 19.10 WIB, Performance Musik Puisi
Break acara Presentasi karya sastra akan diisi Performance
Musik Puisi secara akustik oleh Sanggar Nuun dengan konsep
minimalis

3.Hari Ketiga
3.1 Jam 15.00 - 17.00 WIB, Apresiasi Karya Sastra
Sebagai kelanjutan dari acara hari kedua, yakni Presentasi
Karya Sastra

3.2 Jam 18.00 - 20.00 WIB, Clossing Ceremoni dan Performance
Art
Penutupan kegiatan akan diisi dengan performance art
bebas berkonsep minimalis. Berbentuk pembacaan puisi,
monolog, musik puisi, tari dan sebaginya. Disajikan oleh
Sanggar Nuun dan berbagai rekan individu atau komunitas
yang bergerak bidang sastra, seni dan budaya.

Catatan : Untuk pengisi acara masih dalam tahap konfirmasi

Informasi selanjutnya mengenai Pesantren Sastra III "Mengeja Kata Mencipta Makna" akan di konfirmasikan kepada warga Sanggar Nuun dan pihak yang terlibat, Terima Kasih,
Salam Budaya.

Panitia Pelaksana Pesantren Sastra III "Mengeja Kata Mencipta Makna"
Sanggar Nuun Jogjakarta

Selasa, 09 Maret 2010

Produksi Musik XXII Sanggar Nuun


“Kidung Matahari”
The Sound of Harmony


Belakangan ini, pertanyaan kapan berakhirnya waktu sedang ramai dibicarakan oleh masyarakat dunia, entah berdasarkan ramalan Suku Maya atau karena booming film 2012 produksi Hollywood yang meraup jutaan dollar dan jutaan kontroversi. Tetapi itu jualah yang membawa kami untuk sedikit memberikan jawaban bagi kami sendiri dengan mengisahkan waktu. Waktu dapat menjadi kisah, karena waktu juga dialami manusia secara nyata, dirasakan dan dimaknai adanya. Hubungan antara waktu dan keberadaan matahari yang ternyata tidak dapat dipisahkan, membawa kami kepada konsep hari, yakni konsep waktu secara sederhana yang didasarkan pada rotasi bumi itu sendiri. Bumi pun berputar menurut garis edarnya mengelilingi matahari membawa cerita dan kisah bagi manusia.

Kidung Matahari bercerita tentang hari yang didasarkan pada kehadiran matahari, yakni hari yang dimulai dari terbitnya fajar hingga berakhirnya malam. Disini Kidung Matahari juga berarti suatu perjalanan yang mencari nuansa musikal dan harmoni di setiap bagiannya, mulai dari semburat fajar, semangat pagi, panas tengah hari, senjakala, hingga hening dan gulita malam. Perjalanan pun ternyata harus berakhir dan Kidung Matahari menutupnya dengan sebuah kesaksian akan adanya akhir hari, melalui sebuah realitas, bahwa matahari ternyata tidak terbit dari timur, namun bumilah yang berotasi dan menjadikan siang dan malam!.

`Kidung Matahari The Sound of Harmony` adalah Produksi Musik XVII Sanggar Nuun Jogjakarta yang berangkat pengalaman sehari-hari tentang waktu kemudian ditulis menjadi naskah oleh Mustain Ahmad dan kemudian diadaptasi dalam bentuk musik oleh M Nur Arifin bersama Sanggar Nuun. Produksi musik ini oleh Sanggar Nuun akan dikemas dengan medium musik kreatif akulturatif yang memadupadankan antara musik etnik dan musik kontemporer, baik dari segi alat, aliran, genre dan idealis musik.

Pementasan `Kidung Matahari The Sound of Harmony` akan dilaksanakan di dua kota yakni Bandung pada tanggal 27 April 2010 bertempat di Saung Angklung Udjo, dan Jogjakarta pada tanggal 10 Mei 2010 di Gedung Teater Lembaga Indonesia Perancis (LIP). Pementasan ini juga akan di sajikan secara kolaborasi dengan 8 komposisi musik, 6 musikalisasi dan pembacaan puisi, 3 lagu, paduan suara oleh Gita Savana dan 2 tembang jawa serta performance art. Sehingga pada akhirnya “Kidung Matahari The Sound of Harmony” ini bukan dimaksudkan sebagai hiburan belaka, tetapi juga diharapkan dapat menjadi sarana untuk mendekatkan kembali masyarakat pada akar kebudayaan tradisi.

Klik Juga TIKET BOX

Senin, 14 September 2009

DERMAGA XVII Sanggar Nuun



Untuk Segenap Warga Sanggar Nuun

Acara Ulang Tahun ke-17
Sanggar Nuun Yogyakarta
Sabtu-Senin, 24-26 Oktober 2009

Prolog
Bismillahimajreehawamursaha, sebagaimana sebuah bahtera, Sanggar Nuun telah telah berlayar sejak dekade 90-an. Tahun demi tahun yang terlewati adalah sebuah proses panjang untuk tetap berlayar membelah ombak ditengah perubahan budaya dan iklim berkesenian yang luar biasa di Yogyakarta dan kampus IAIN Sunan Kalijaga (Sekarang UIN) khususnya. Rentang masa 17 tahun berproses kreatif menghantarkan bahtera Sanggar Nuun pada sebuah dermaga dan inilah “Dermaga XVII” dimana sebuah bahtera merapat sejenak ke darat, menata armada, mempersiapkan berbagai kebutuhan dan merencanakan lagi sebuah pelayaran panjang di tengah belantara samudera kehidupan.

Konsep Acara

Hari/Tanggal : Sabtu-Senin, 24-26 Oktober 2009
Waktu : 08.00-21.00
Tempat : Area Taman Adab

Rangkaian acara :

Hari Pertama

1.Expo “Dermaga XVII” Pameran karya visual dan bazar buku
2.Bedah Novel Karya Mas Aguk
3.Pentas Pantomim
4.Pentas Parodi “Mungkidi Was Come Back !”

Hari Kedua

1.Workshop Gamelan Kontemporer VS Gamelan Pakem untuk SMA
2.Pemutaran Film dan Comment Profile Sanggar Nuun
3.Pentas Komunitas Undangan (Kroncong Minomartani, Samin, Komunitas Sarkem, UKM UIN dll.)

Hari Ketiga

1.Diskusi Sastra Bersama Mang Bachrum
2.Apresiasi WARGA SANGGAR NUUN
3.Pentas Musik Lagu-lagu lama Sanggar Nuun
4.Peluncuran Website Sanggar “http://sanggarnuun.or.id”
5.Puncak Acara dan Pemotongan Tumpeng

Pengumuman

1.Kepada segenap Keluarga Besar Sanggar Nuun dimanapun berada, informasi ini sekaligus undangan untuk berkumpul di Jogja memperingati tasyakuran ulang tahun Sanggar Nuun ke-17 yang bertemakan “DERMAGA XVII”.

2.Bagi Segenap Warga Sanggar Nuun yang ingin berpartisipasi Karya Seni Rupa untuk expo maupun Apresiasi apapun yang ingin dipentaskan di panggung dapat menghubungi ketua panitia/sie Acara.

3.Donasi untuk kegiatan ultah dapat melalui Rekening : BRI Unit Timoho Katamso, atas nama Sanggar Nuun, No Rek : 3838-01001782-53-4

Demikian informasi ini kami sampaikan, kami sangat menantikan kehadiran segenap warga Sanggar Nuun. Salam Budaya

Yogyakarta, 14 September 2009

Ketua Panitia
Asyharul Umam

Kontak Person :
Ketua Panitia : 085290170473 (Umam)
Sie.Acara : 0274-7881387 (Lamuk)

Sabtu, 06 Juni 2009

Selamat Datang di Blog Sanggar Nuun

BISMILAHIMAJREHAA WA MURSAHA

Selamat datang di Blog Sanggar Nuun Yogyakarta..!
Anda dapat mengakses beberapa tautan(link) yang tersedia di blog ini dan dapat pula berpartisipasi dengan mengirimkan apapun ke alamat email Sanggar Nuun.


-terimakasih-

Jumat, 21 November 2008

PERAHU

PERAHU

Bismillahi majreehaa wa mursaahaa, kulayarkan perahuku

Mengharungi samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Berbekal sejuta do’a dan harapan menggebu

Pembungkus tubuh sejak dalam kandungan ibuku

Berbekal kompas bismillah yang diajarkan ayahku

Di Universitas kehidupan yang menjadi almamaterku


Bismillahi majreehaa wa mursaahaa, kulayarkan perahuku

Mengharungi samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Setelah kutinggalkan tanah kelahiranku

Di perbatasan cakrawala awal pengembaraan

Setelah kutinggalkan sejerit tangisan

Di pintu gerbang rahim kehidupan


Bismillahi majreehaa wa mursaahaa, kulayarkan perahuku

Mengharungi samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Menembus amukan badai, melawan hantaman gelombang

Meremuklantakkan batu-batu karang yang menghadang

Membelah malam-malam kelam ditinggalkan bintang-bintang

Memburu hari-hari di perbatasan fajar yang merentang


Bismillahi majreehaa wa mursaahaa, kulayarkan perahuku

Mengharungi samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Mengharungi makna kesemestaan samudraMu dalam samudraku

Mengharungi makna kehidupan samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Mengharungi symbol-simbol samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Mendendangkan puisi-puisi samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Memecahkan rumus-rumus samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Merenangi arti gelombang samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Merenangi arti debur ombak samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Mengharungi daratan samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Mengharungi belantara samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Mengharungi tatasurya samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Mengharungi cakrawala samudra semestaMu dalam samudra semestaku


Bismillahi majreehaa wa mursaahaa, kulayarkan perahuku

Mengharungi samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Meninggalkan tanah kelahiran di perbatasan awal pengembaraan

Menuju batas akhir perjalanan, disaat perahu kulabuhkan


Bachrum Bunyamin

Yogyakarta, 1992

 
This blog powered by Blogger. Template designed by Go Blog Template