Jumat, 21 November 2008

PERAHU

PERAHU

Bismillahi majreehaa wa mursaahaa, kulayarkan perahuku

Mengharungi samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Berbekal sejuta do’a dan harapan menggebu

Pembungkus tubuh sejak dalam kandungan ibuku

Berbekal kompas bismillah yang diajarkan ayahku

Di Universitas kehidupan yang menjadi almamaterku


Bismillahi majreehaa wa mursaahaa, kulayarkan perahuku

Mengharungi samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Setelah kutinggalkan tanah kelahiranku

Di perbatasan cakrawala awal pengembaraan

Setelah kutinggalkan sejerit tangisan

Di pintu gerbang rahim kehidupan


Bismillahi majreehaa wa mursaahaa, kulayarkan perahuku

Mengharungi samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Menembus amukan badai, melawan hantaman gelombang

Meremuklantakkan batu-batu karang yang menghadang

Membelah malam-malam kelam ditinggalkan bintang-bintang

Memburu hari-hari di perbatasan fajar yang merentang


Bismillahi majreehaa wa mursaahaa, kulayarkan perahuku

Mengharungi samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Mengharungi makna kesemestaan samudraMu dalam samudraku

Mengharungi makna kehidupan samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Mengharungi symbol-simbol samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Mendendangkan puisi-puisi samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Memecahkan rumus-rumus samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Merenangi arti gelombang samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Merenangi arti debur ombak samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Mengharungi daratan samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Mengharungi belantara samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Mengharungi tatasurya samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Mengharungi cakrawala samudra semestaMu dalam samudra semestaku


Bismillahi majreehaa wa mursaahaa, kulayarkan perahuku

Mengharungi samudra semestaMu dalam samudra semestaku

Meninggalkan tanah kelahiran di perbatasan awal pengembaraan

Menuju batas akhir perjalanan, disaat perahu kulabuhkan


Bachrum Bunyamin

Yogyakarta, 1992

4 komentar:

Mengenai Sanggar Nuun mengatakan...

inilah sajak yg entah... rasanya tak ada habisnya... menyebar energi semangat dalam sebuah proses...-bersatu dengan keindahan Tuhan-

Bismillahimajreehawamursaha

humaini mengatakan...

Salam kenal!
para seniman Sanggar Nuun

Subahanallah

sajak ini membuat rasa ingin
melanjutkan berkarya...

dengan bismillah
Mendendangkan puisi-puisi samudra semesta-Mu dalam samudra semestaku

^_^....

mizan mengatakan...

mantap

Hedwin Yudana mengatakan...

Jaya sanggar nuun

 
This blog powered by Blogger. Template designed by Go Blog Template